AN Alcaff (1925-1992) |
Oleh: Jumardi Putra*
Mungkin tidak banyak masyarakat Jambi mengenal nama Achmad
Nungcik Alcaff yang kerap disapa Alcaff.
Pria kelahiran Jambi, 17 Agustus 1925 ini pernah menempuh pendidikan
Neutrale Schakel School pada 1931-1938 dan sempat mengikuti kursus bahasa Inggris dan kursus
mengetik. Dalam masa pendudukan Jepang, ia
menjadi pegawai Nippon Tannin Kabusiki Khaisa (1943), lalu bergabung dengan
kesatuan polisi tentara dengan pangkat Pembantu Letnan (1946-1950).
Sebelum aktif di dunia film, Alcaff menekuni dunia
sandiwara, yaitu bersama Kamal Chatab mendirikan sandiwara amatir bernama
Tjendrawasih. Karirnya di dunia film bermula pada 1951 melalui film karya
sutradara Usmar Ismail yang berjudul Dosa Tak Berampun. Di film yang ceritanya
berdasarkan sandiwara ‘Ayahku pulang’ itu Alcaff bermain sebagai pemeran utama
bersama Raden Ismail, Laksmi, dan Awal (mantan Kapolri Jendral Awaludin
Djamin).
Usai kesuksesan itu menyusul film-film tenar Alcaff berikutnya, antara lain Lewat Djam Malam (1954) karya sutradara Usmar Ismail, yang membawanya berhasil meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI I) tahun 1955. Penghargaan FFI untuk Pemeran Utama Pria Terbaik adalah sebuah penghargaan yang diberikan di Festival Film Indonesia kepada aktor-aktor Indonesia untuk prestasi-prestasi mereka dalam peran utama. Singkatnya, keberhasilannya mencapai posisi sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik di masa itu tak lain adalah capaian luar biasa.
Dimulai tahun 1951 hingga 1965 tidak kurang dari dua puluh
empat judul film yang dibintanginya dan semuanya sebagai pemeran utama, seperti
dalam film-film berikut ini, antara lain Embun (1951), Sangkar Emas (1952),
Ajah Kikir (1953), Mendung Sendja Hari (1960), dan Malam Tak Berembun (1961).
Selain terlibat sebagai pemeran utama, periode 1970-1971,
Alcaff juga pernah bermain sebagai pemeran pembantu, seperti dalam film Dan
Bunga-Bunga Berguguran (1970) serta Brandal-Brandal Metropolitan (1971). Selain
itu, tahun-tahun berikutnya ia lebih banyak memerankan pembantu dalam film-film
seperti Ratapan si Miskin (1974), Pembalasan si Pitung (1977), Ratu Pantai
Selatan (1980) dan Sunan Kalijaga (1983).
Dhalia dan AN Alcaff dalam Film Lewat Djam Malam (1954) |
Tak berhenti di situ saja, pada 1972, Alcaff dipercaya
melakoni pengalaman baru, yakni menyutradarai film Intan Perawan Kubu produksi
bersama PT. Indah Geeta Film dan Pemerintah Daerah Jambi. Film tersebut secara
spesifik menceritakan sebuah ekspedisi yang sengaja dibentuk untuk mencari
orang yang hilang di daerah Air Hitam, belantara Jambi. Singkatnya mengurai
konflik yang terjadi dalam tubuh anggota ekspedisi dengan suku Kubu (untuk
menyebut Suku Anak Dalam atau Orang Rimba sekarang), dan dibumbui aroma
percintaan antara kepala ekspedisi yang juga calon dokter dengan putri kepala
suku.
Sayang, film yang tayang empat puluh satu tahun lalu itu
seolah terlupakan, utamanya di kalangan warga Jambi, terlebih oleh geliat film
tanah air dewasa ini, untuk menyebut contoh, yaitu kesuksesan film layar lebar,
Sokola Rimba, besutan sutradara ternama Riri Reza (2013).
Tercatat dari 1951-1983 Alcaff telah membintangi sekurangnya
45 film dengan melakoni berbagai peran. Sejak 1984 sampai 1987, Alcaff tidak
lagi aktif sebagai pemain film hingga ia meninggal dunia pada 22 Desember 1987.
Berikut daftar film yang diperankan Achmad Nungcik Alcaff
sebelum memilih istirahat dari dunia film hingga wafat: Dosa Tak Berampun
(1951), Embun (1951), Sorga Terakhir (1952), Chandra Dewi (1952), Sangkar Emas
(1952), Penjelundup (1952), Asmara Murni (1953), Lagu Kenangan (1953), Ajah
Kikir (1953), Kenari (1953), Air Pasang (1954), Lewat Djam Malam (1954),
Mendung Sendja Hari (1960), Desa Yang Dilupakan (1960), Istana Yang Hilang
(1960), Santy (1961), Malam Tak Berembun (1961), Korban Fitnah (1961), Bintang
Ketjil (1963), Membina Dunia Baru (1964), Apa Jang Kautangisi (1965), Dan
Bunga-Bunga Berguguran (1970), Hidup, Tjinta Dan Air Mata (1970), Air Mata
Kekasih (1971), Ratna (1971), Tiada Maaf Bagimu (1971), Brandal-Brandal
Metropolitan (1971), Diantara Anggrek Berbunga (1972), Intan Perawan Kubu
(1972), Percintaan (1973), Pengorbanan (1974), Pembalasan Si Pitung (1977),
Krakatau (1977), Duo Kribo (1977), Kuda-Kuda Binal (1978), Kasus (1978), Karena
Dia (1979), Anak-Anak Tak Beribu (1980), Ratu Pantai Selatan (1980), Khana
(1980), Dukun Lintah (1981), Perawan-Perawan (1981), Bukan Impian Semusim
(1981), Bayi Ajaib (1982), dan Sunan Kalijaga (1983).
* Tulisan di atas diolah dari berbagai sumber. Terbit pertama kali di
portal kajanglako.com. Sumber foto: indonesianfilmcenter.com
0 Komentar