IIustrasi. (Foto: AFP). Sumber: beritasatu.com |
Oleh: Jumardi Putra*
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bapak
Gubernur Al Haris yang terhormat,
Semoga
Bapak selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Amin.
Membaca
liputan berita seputar Provinsi Jambi sepekan terakhir ini, utamanya sejak
resmi dilantik sebagai Gubernur Jambi, Bapak langsung bekerja cepat, seolah
menyadari tidak boleh ada hari-hari berlalu percuma.
Saya
mengapresiasi langkah cepat Bapak melakukan konsolidasi penanganan Covid-19 bersama
semua stakeholder terkait. Dalam
situasi pandemi corona yang kembali melonjak akhir-akhir ini, mesin birokrasi
pemerintah provinsi Jambi mesti bekerja optimal memberikan solusi. Bukan lagi birokrasi
yang terjebak pada paradigma “jika bisa dipersulit, kenapa harus
dipermudah”.
Sebagai
sebuah sistem, selain dukungan peraturan perundang-undangan, kerja Bapak selaku
Gubernur Jambi telah pula diperisai seperangkat produk hukum daerah (peraturan
daerah maupun peraturan Gubernur), kelembagaan, anggaran, dan sumber daya
manusia yang mumpuni, sehingga output
dari tiap-tiap program maupun kegiatan di semua OPD dalam lingkup pemerintahan
provinsi Jambi mesti teruji dan dapat dirasakan keberadaannya oleh masyarakat
luas. Bukan sebaliknya, program dan kegiatan dilaksanakan dengan realisasi
belanja yang membelalakkan mata, tapi ouput
apalagi outcomenya “NOL” (dengan
huruf kafital), kalau bukan membuat masyarakat hanya bisa mengurut dada.
***
Pak
Gubernur, masih segar dalam ingatan saya. Hanya berselang menit setelah resmi dilantik
oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Kamis sore, 7 Juli 2021, Bapak
menyampaikan sambutan perdana sebagai Gubernur Jambi dengan didampingi Pak
Abdullah Sani selaku wakil Gubernur.
Terekam
jelas oleh saya saat itu yakni agenda jangka pendek-menengah kepemimpinan Al
Haris-Sani adalah percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi daerah
agar rakyat bisa hidup, aman dan bekerja seperti sediakala.
Kalimat
yang sama kembali Bapak ulangi saat menyampaikan pidato perdana sebagai
Gubernur Jambi dalam rapat paripurna DPRD Provinsi Jambi, Jumat pekan lalu, 9
Juli 2021. Dalam forum tersebut, selain menyampaikan visi-misi di bawah panji
Jambi MANTAP (Maju, Aman, Nyaman, Tertib, Amanah dan Profesional), Bapak juga
membentangkan 12 program prioritas dalam masa kepemimpinan Al Haris-Sani 3,5
tahun ke depan.
Saya
ikut hadir dan mencermati apa yang Bapak sampaikan di gedung wakil rakyat itu. Betapa
tidak, pimpinan maupun anggota DPRD Provinsi Jambi serta tamu undangan bertepuk
tangan sebagai wujud apresiasi sekaligus dorongan moril terhadap program
unggulan Al Haris-Sani.
Jelas
Bapak tidak bisa bekerja sendirian membangun wilayah Jambi seluas 53.435,92 Km2
yang terbagi atas luas daratan 48.989,98 Km2 dan luas lautan 4.445,94 Km2,
sehingga dalam momen penting itu Bapak bersama Kiai Abdullah Sani dengan
kerendahan hati meminta dukungan pemerintah Kabupaten/Kota dalam provinsi
Jambi. Begitu juga dukungan dari para wakil rakyat provinsi Jambi yang ada di
Senayan (DPR-RI) serta segenap tumpah darah warga di Bumi Pucuk Jambi Sembilan Lurah.
Saya
menyaksikan, mengawali pidato sebagai Gubernur Jambi, Bapak harus mengecek
terlebih dahulu satu per satu kepala daerah yang ikut hadir dalam rapat
paripurna tersebut. Tidak seluruh kepala daerah yang hadir, kecuali mewakilkan
pada wakil Bupati maupun Wakil Walikota. Dari situ saya menangkap pesan
sekaligus ajakan kerjasama (untuk menyebut kekompakan) yang begitu kuat, tetapi
Bapak tidak juga menampik bahwa hal demikian itu tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan.
Mafhum.
Era otonomi daerah pasca reformasi dalam kenyataannya justru melahirkan
“Raja-Raja” baru yang gagal mengurai benang kusut watak pembangunan sentralistik
dan politik “buruk” dinasti yang bersekongkol dengan para pemodal. Belum lagi
persoalan koordinasi dan sinergisitas pembangunan antar pemerintah kabupaten/kota
dalam provinsi hanya mudah diucapkan.
Dalam
situasi demikian itu, pantun di akhir pidato Gubernur Jambi pekan lalu, yang
dibacakan di podium oleh Pak Abdullah Sani, sang wakil Gubernur, terasa
relevan, sebagaimana berbunyi berikut ini:
Pergi menyusuri sungai Batanghari
Singgah sebentar membeli atap
Mari bersinergi membangun negeri
Agar provinsi Jambi semakin mantap.
***
Saya
tertarik pada program-program unggulan yang Bapak sampaikan dalam pidato 9
Juli, Jumat pekan lalu. Sebut saja program Dumisake (Dua Milyar Setiap
Kecamatan) dengan lima pilar (Jambi cerdas, Jambi sehat, Jambi tangguh, Jambi
agamis dan Jambi responsif) dan rencana pembentukan daerah terpadu untuk
memajukan daerah yang belum begitu maju di Provinsi Jambi seperti di Sengeti,
Tungkal dan Sabak (familiar disebut SENTUSA).
Kedua
program tersebut tidak bisa dilihat secara parsial, tetapi holistik dalam
kerangka isu strategis dan arah kebijakan pembangunan daerah yang selaras
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN periode 2020-2024)
maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN periode 2005-2025).
Apalagi di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang melamban serta refocusing APBN untuk penanggulangan
Covid-19 pada tahun anggaran 2020 dan berlanjut tahun 2021 dalam jumah yang
begitu besar sehingga memaksa semua kepala daerah di tanah air berpikir keras
untuk tetap fokus mengejar target indikator kinerja pembangunan, di samping
memberi perhatian sungguh-sungguh terhadap penanggulangan Covid-19.
Itu
artinya, kedua program unggulan Al-Haris-Sani tersebut, sebagaimana program
unggulan lainnya, akan terlihat gamblang bila sudah dijabarkan ke dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD periode 2021-2026) Jambi MANTAP dan
selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Dearah (RPJPD periode
2005-2025).
Bertolak dari dokumen RPJMD yang selanjutnya menjadi lembar peraturan daerah, dan kemudian dijabarkan menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tiap tahun, publik bisa membaca secara cermat tiap-tiap program dan kegiatan sesuai kewenangan pemerintah provinsi maupun tugas perbantuan yang terdistribusi pada seluruh OPD (termasuknya di dalamnya Badan dan Biro) dalam masa kepemimpinan Al Haris-Sani.
Tidak hanya itu saja, publik juga bisa mengetahui kebutuhan
pendanaan (termasuk di dalamnya beban belanja daerah dan asumsi pendapatan
daerah yang ditargetkan, moderatkah atau optimiskah), yang secara keseluruhan
menggambarkan kemungkinan-kemungkinan realisasi dari visi-misi pembangunan yang
ditetapkan selama lima tahun ke depan.
Dengan
demikian, masyarakat luas dapat menilai adakah sesuatu yang benar-benar baru
dari Al Haris-Sani atau hanya sebatas kemasan luar dari janji politik yang
disampaikan saat kampanye dalam Pilkada akhir tahun lalu. Karena itu, saya
berharap RPJMD Jambi MANTAP betul-betul disusun komprehensif, bukan sekadar
tambal sulam alakadar dari dokumen RPJMD Pemerintah provinsi Jambi yang telah
lewat.
***
Pak
Gubernur, dalam surat yang terbatas ini,
izinkan saya menyampaikan urun saran seputar persoalan yang menjadi perhatian
global, yakni penanganan pandemi Covid-19 di provinsi Jambi. Hemat saya, penanganan
pandemi ini merupakan pintu masuk bagi Bapak melangkah untuk kerja-kerja
pencapaian dari target pembangunan ke depan. Ringkasnya, gagal menangani
Covid-19, yang nyatanya telah berefek ke segala bidang kehidupan, maka sulit
pula bagi Bapak mewujudkan visi-misi Jambi MANTAP dalam masa kepemimpinan 3,5 tahun ke depan.
Sebelum
memulai menulis surat ini, saya terlebih dahulu mengunjungi portal online Covid-19 resmi milik pemerintah
Kabupaten/Kota dalam provinsi Jambi. Alamat masing-masing pusat data dan informasi
Covid-19 tersebut tertera pada laman utama website
Covid-19 pemerintah provinsi Jambi.
Hal
yang membuat saya kaget yaitu umumnya website
tersebut tidak dikelola dengan baik. Data yang termuat belum mencerminkan
manajemen resiko dalam situasi pandemi. Faktanya hanya website resmi pemerintah Kota Jambi, Batanghari, Merangin, dan
Bungo yang tergolong menjadikannya sebagai lumbung data resmi covid-19. Daerah
selain yang saya sebutkan itu justru sebaliknya, dan bahkan terdapat website yang tidak bisa diakses sama
sekali.
Ambil
contoh dan patut menjadi perhatian, dari website
yang dapat saya akses tersebut, pemutakhiran data resmi Covid-19 milik
pemerintah kabupaten Merangin terakhir kali dimuat pada 21 Juni 2021. Begitu
juga pemerintah Kabupaten Bungo terakhir kali memuat informasi seputar Covid-19
pada Februari 2021. Dari sini saya berkesimpulan, manajemen data dan publikasi
informasi Covid-19 oleh pemerintah kabupaten/kota di provinsi Jambi belum
dibuat secara sungguh-sungguh. Padahal di sinilah titik penting yaitu data
menjadi pijakan awal bagi penyusunan kerja-kerja strategis penanggulangan
Covid-19 dan sekaligus menjadi panduan bersama para stakeholder lintas sektor.
Pak
Gubernur, per tanggal 16 Juli 2021, merujuk laman resmi informasi Covid-19
pemerintah provinsi Jambi (http://corona.jambiprov.go.id/v2/index.php),
dapat diketahui total angka kematian akibat Covid-19 se provinsi Jambi mencapai
312 orang sejak corona merebak di tanah air awal Maret 2020. Tetapi angka
kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran
tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum
dikonfirmasi atau dites.
Bila
ditotal angka kematian warga akibat Covid-19 yang termaktub di dalam website pemerintah kabupaten/kota akan
menunjukkan jumlah yang berbeda dengan yang dilaporkan secara resmi oleh
pemerintah provinsi Jambi. Demikian halnya jumlah kasus warga positif terpapar
Covid-19 dengan rincian pasien sembuh maupun dalam perawatan dalam setahun
berajalan ini.
Maka,
pertanyaan bernada gugatan yang mengemuka seketika adalah bila informasi
seputar Covid-19 yang dipublis pemerintah provinsi Jambi maupun Kabupaten/Kota tidak
dapat dijadikan sebagai pijakan, bagaimana kapasitas sistem kesehatan di era
pandemi Covid-19 di provinsi Jambi dapat disiapkan secara benar.
Pak
Gubernur, ini hanya contoh kecil tapi berefek signifikan dalam kerja percepatan
penanganan Covid-19 di provinsi Jambi. Hemat saya, keadaan yang tidak begitu
menggembirakan ini sedikit terjawab sebagaimana tawaran program prioritas Al
Haris-Sani ke depan yaitu mengedepankan lingkungan digital dan menggunakan
jaringan komunikasi data dan informasi sebagai variabel penting dari pengejawantahan
misi pertama Jambi MANTAP, yakni tata kelola pemerintahan yang transaparan dan
akuntabel yang diiringi dengan peningkatan pelayanan publik dan dilaksanakan
sesuai tatanan revolusi industri 4.0.
Saya
berharap program ini benar-benar diejawantahkan sejak mulai perencanaan dan
penganggaran hingga pelaksanaan dan pengawasan. Pandemi Covid-19 setahun
berjalan ini menunjukkan bahwa sistem komunikasi informasi dan data yang
terpercaya sangat menentukan bagi percepatan penanggulangan, baik dalam konteks
penanganan kesehatan, pemulihan ekonomi dan penyediaan jaring pengaman sosial
bagi warga terdampak. Potret buram penanggulangan pada ketiga aspek tersebut di
tahun 2020, bila tersampaikan dalam bentuk data yang terpercaya, bisa menjadi
bekal yang cukup untuk melakukan perbaikan menyeluruh di tahun 2021 berjalan
ini.
Meski
bukan sesuatu yang benar-benar baru, kenapa saya menaruh harapan dengan program
spesifik Al-Haris-Sani ini? Bersamaan dengan pemberlakuan e-budgeting melalui Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) yang
berjalan tahun 2021 ini, dimulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan, meski belum seratus persen sempurna, diharapkan bisa mengurangi
secara signifikan anggaran belanja seperti Alat Tulis Kantor (ATK) dari seluruh
OPD, yang bisa dialihkan ke belanja produktif yang betul-betul menyasar
kebutuhan masyarakat.
Hal
demikian itu baru untuk satu jenis belanja pada ranah administrasi perkantoran,
belum lagi rasionalisasi pada belanja lainnya (sebut saja seperti perjalanan
dinas, biaya penyelengaraan rapat-rapat dan atau kegiatan sumir dan
tumpang-tindih lainnya, serta pengadaan alat perkantoran dan kendaraan dinas).
Dengan
demikian, bila Al-Haris-Sani menjadikan jaringan komunikasi data dan informasi
sebagai flatform kerja kelembagaan
pemeritah daerah provinsi Jambi 3,5 tahun ke depan secara konsisten dan
konsekuen, maka bisa dipastikan tata kelola pemerintahan akan berjalan efektif
dan efisien.
***
Pak
Gubernur, di tengah jumlah warga positif terpapar maupun meninggal dunia akibat
Covid-19 yang terus meningkat, saya
merasa ketiadaan tongkat komando penanggulangan Covid-19 di provinsi Jambi
sekarang ini. Masyarakat tidak lagi mendengar derap langkah tim Satgas Covid-19
dan kemitraan secara afektif antar lembaga dan organisasi profesi terkait.
Semua
berjalan sendiri-sendiri dengan narasi sendiri-sendiri pula. Saat yang sama, di
media sosial maupun bilik-bilik perpesanan pribadi macam WhatsApp dan telegram, informasi
yang bertolak belakang dengan agenda percepatan penanganan Covid-19 terus
menyebar tidak terkendalikan.
Hari ke hari, warga makin akrab dengan suara-suara mobil ambulance yang membawa pasien positif terpapar corona maupun meninggal dunia karena virus mematikan itu. Sementara kerja-kerja pendisiplinan protokol kesehatan Covid-19 oleh gabungan jajaran TNI, Polri dan Satpol PP di lapangan dalam masa pemberlakukan PPKM Mikro terus mendapat resistensi dari warga yang kadung lelah melalui pandemi Covid-19 setahun berjalan ini.
Agenda vaksinasi juga belum sepenuhnya
berjalan lancar lantaran belum segaris dan sebangun antara target kuantitas
penerima vaksin dengan jumlah vaksinator serta dukungan alat kesehatan yang
menyertainya. Puncaknya, pemerintah provinsi Jambi bersama Kabupaten/Kota seolah
gagap fase ke-2 dalam melewati pandemi Covid-19 tahun 2021 berjalan ini.
Pak
Gubernur, segeralah komandoi
penanggulangan Covid-19 ini dengan peta jalan yang jelas dan akurat sehingga bisa
menjadi pegangan para pihak terkait dan warga masyarakat provinsi Jambi. Melalui peta jalan penanganan Covid-19 di
provinsi Jambi tersebut publik luas bisa mengetahui mulai dari legislasi dan
kebijakan, koordinasi, respon dan kesiapsiagaan, komunikasi risiko, sumber daya
manusia tenaga kesehatan, ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit,
laboratorium dan tempat isolasi yang memadai. Tidak terkecuali pemberdayaan
warga sebagai bagian dari Satgas terdepan dari komunitas terkecil, yakni
dimulai dari lingkup keluarga.
Saya
pikir, hal demikian bukan sesuatu yang baru bagi Bapak, karena sebelum menjadi
Gubernur bapak adalah Bupati Merangin, yang memiliki tupoksi yang sama dalam
urusan penanggulangan Covid-19. Hanya saja bedanya sekarang bapak harus
memastikan semua pemerintah Kabupaten/Kota, bergerak seirama bersama pemerintah
provinsi Jambi melakukan percepatan penanggulangan Covid-19 secara terukur.
Pak
Gubernur, tidak kurang dari 506 miliar dari APBD tahun anggaran 2021
dipersiapkan untuk penanggulangan pandemi Covid-19 dengan rincian 398 miliar
untuk pemulihan ekonomi dan bantuan Jaring Pengaman Sosial serta 106 miliar
khusus belanja kesehatan untuk penanganan Covid-19. Mari belajar dari belanja tahun sebelumnya (211 milyar dari APBD tahun 2020), yang lamban direalisasikan oleh OPD terkait dikarenakan paradigma penanggulangan Covid-19 berjalan
parsial, dan tak jarang membuat gamang dalam penerapannya.
Karena
itu, di bawah kepemimpinan Bapak Gubernur Al Haris, pada tahun 2021 ini OPD leading sektor harus segera
merealisasikannya dengan tetap berpegang
teguh pada asas transaparansi dan akuntabilitas. Warga terdampak secara ekonomi
jelas membutuhkan bantuan sembako maupun modal untuk bisa bertahan dan
menyambung asa di tengah pandemi. Begitu juga pasien positif Covid-19
membutuhkan penanganan medis dengan didukung fasilitas kesehatan yang memadai.
Saya
menyambut baik langkah Bapak menjadikan bangunan eks rumah sakit pertamina di
RT 18 Kelurahan Bajubang, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari sebagai
tempat isolasi terpusat Covid-19 Pemerintah Provinsi Jambi. Begitu juga perbaikan
gedung Super VVIP Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Raden Mattaher Jambi sebagai
tempat perawatan pasien Covid-19. Semoga rencana baik Bapak didukung oleh kerja
birokrasi yang cepat dan tepat.
Demikianlah
surat terbuka dari saya untuk Gubernur Jambi, Bapak Al Haris, menyambung surat
saya sebelumnya (baca di sini: Surat Terbuka Untuk Gubernur Jambi). Begitu
juga surat dengan tarikan nafas yang sama telah saya kirimkan untuk teman baik
bapak, sang Wakil Gubernur Jambi, yaitu pak Abdullah Sani (baca di sini: Surat Terbuka Untuk Wakil Gubernur Jambi). Semoga di tengah kesibukan Bapak selaku Gubernur
sempat membaca surat saya ini. Amin.
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
*Tulisan ini terbit pertama kali pada Sabtu, 17 Juli 2021 di portal jamberita.com
Berikut artikel saya seputar Pandemi Covid-19:
1) Piknik di Tengah Pandemik: Masjid Muhammad Cheng Hoo di Kenali Asam (25 Juli 2021)
2) Amuk Corona dan Bias dr Lois (15 Juli 2021)
3) Pandemi Corona dan Wajah Buram Kita (6 Juli 2021)
4) Kisah Mas Rudin di Pasar Kenari (19 November 2020)
5) Dari Palasari Ke Pasar Kenari (15 November 2020)
6) Corona Berjalan Ke Rumah Kita Sebagai Monster yang Tidak Asing (27 September 2020)
7) Muhammad Febiansyah, Covid-19 dan Hal-hal Yang Belum Selesai (23 September 2020)
8) Kisah Ramdani Sirait Berjuang Melawan Corona (11 September 2020)
9) Piknik Ke Candi Muarojambi di Tengah Pandemi (2 Agustus 2020)
*Catatan di atas perlu dibaca sesuai konteks, sebagaimana penanggalan pada setiap catatan tersebut di atas.
0 Komentar