Oleh: Jumardi Putra*
Ini kali
pertama saya menyinggahi masjid Taqwa. Malam hari
pula. Saya tidak sendirian melainkan bersama sejawat kantor. Posisi masjid Taqwa ini berada di pinggir jalan lintas Sarolangun-Jambi, tepatnya Desa Simpang
Kermeo, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari.
Rumah ibadah
ini salah satu dari 58 masjid yang ada di kabupaten yang berjuluk “Serentak Bak
Regam” itu. Dari arah Sarolangun, Desa Simpang Karmeo merupakan desa pertama
(dari kecamatan Batin XXIV) menuju kota Batanghari.
Masjid yang memiliki luas tanah 625 m2 dan luas bangunan 850 m2 ini dibangun pada tahun 1961. Pak Amdani, ketua pengurus Masjid Taqwa, mengatakan bangunan masjid ini ketika itu belum sebesar seperti sekarang. Berjalannya waktu dilakukan beberapa kali renovasi dan puncaknya mulai tahun 2012 hingga sekarang. Lantai masjid ini pun belum dikeramik. Di sekitar masjid terdapat bangunan Taman Kanak (TK) dan madrasah ibtidaiyah (SD di bawah kementerian Agama).
Gazebo dan taman bunga Masjid Taqwa |
Dari segi gaya bangunan, rumah ibadah ini tidak menonjolkan sisi yang spesifik. Dengan kata lain, umumnya masjid berbahan semen yang kita saksikan di provinsi Jambi. Begitulah kesan pertama saya.
Saya sempat bercengkrama dengan pengurus masjid dan beberapa pemuda yang sedang kongkow usai melaksanakan shalat Isya. Mereka ramah. Saya senang. Kami pun bertukar cerita dan informasi.
Bepergian jauh dan memilih tempat istirahat di masjid hal biasa bagi warga di tanah air. Umumnya selain untuk keperluan shalat dan istirahat, juga untuk mandi, kencing maupun buang hajat (BAB).
Tidak jarang
saya menemukan fasilitas pendukung masjid di beberapa daerah seperti kamar mandi dan tempat wudhu
yang dibiarkan kotor. Tidak terurus. Hal serupa kerap saya temukan pada kamar
mandi milik stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) yang jorok, bau dan
sederet label negatif lainnya, namun karena tidak mampu menahan kencing atau
buang air besar, membuat saya terpaksa menggunakannya. Mau apalagi. Begitulah kira-kira.
Dan semua kita tentu memiliki pengalaman soal ini.
Kamar mandi dan tempat wudhu Masjid Taqwa |
Nah, potret tidak
elok itu tidak akan kita jumpai di masjid Taqwa ini. Toiletnya bersih dan
nyaman. Bukan itu saja, dan ini yang saya suka, yang membuat masjid ini kerap
disinggahi musafir, selain untuk shalat dan istirahat melepas penat, juga lantaran
disediakan mie instan, air mineral dan minuman kopi/teh secara gratis. Mereka
yang menikmati fasilitas tersebut dihimbau membersihkan sendiri piring dan
gelas yang dipakai. Dan hal itu dilakukan oleh salah satu dari karib saya usai kami sama-sama menikmati kopi/teh di masjid ini.
Karena
gratis itu warga yang menikmatinya justru berinfaq dan diakui pengurus masjid
bisa membantu keperluan renovasi masjid Taqwa. “Kami bersyukur. Yang sedikit
kami sediakan bagi musafir justru dibalas dengan kebaikan berupa infaq yang
berguna bagi keperluan masjid kami. Semoga orang makin ramai shalat dan
istirahat di masjid ini,” imbuh pak Amdani.
Fasilitas minuman teh/kopi di Masjid Taqwa |
Baik
sebelum maupun setelah saya singgah di masjid ini, para musafir datang silih
berganti. Dengan demikian, ajakan singgah di masjid pada mereka yang lalu lalang
saban hari memerlukan konsep yang jitu, dan yang dilakukan oleh pengurus masjid
ini boleh ditiru.
*Batanghari,
8 September 2021.
0 Komentar