Diskusi rencana penyelenggaraan Malay Writers Festival, Jumat (17/3/2023) |
KOMPAS — Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V
bersama sejumlah komunitas sastra di Jambi akan menggelar Malay Writers
Festival tahun depan. Mereka belajar dari konsistensi Ubud Writers &
Readers Festival menggelar festival selama dua dekade terakhir.
Dalam rangka persiapan lahirnya Malay Writers Festival,
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi mendatangkan Pendiri sekaligus Direktur Ubud Writers & Readers
Festival (UWRF), Janet Mary DN; Manajer Festival UWRF Dwi Ermayanthi; dan
Manajer Program Indonesia UWRF Gustra Adnyana ke Kota Jambi, Jambi.
”Kami memfasilitasi teman-teman UWRF ke Jambi untuk berbagi
pengalaman di sini. Kira-kira inisiatif apa yang harus dilakukan teman-teman
komunitas di sini,” kata Pranata Humas Ditjen Kebudayaan Darmawati, Jumat
(17/3/2023), di Kota Jambi.
Di Jambi, selama ini sudah tumbuh berbagai macam komunitas
sastra, seperti Komunitas Gemulun, Seloko Institute, dan Pusat Kajian Melayu
Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Syaifuddin Jambi. Berbagai kegiatan
terkait sastra pernah digelar di Jambi, tetapi belum ada festival yang
diselenggarakan secara konsisten.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Agus
Widiatmoko berharap UWRF bisa menginisiasi penyelenggaraan festival serupa di
Jambi. ”Bagaimana festival semacam UWRF bisa dijalankan di sini? Dari sisi
manajemen seperti apa? Perlukah staf khusus yang disiapkan? Dan sebagainya.
Jadi, ini bukan pekerjaan sambilan, mesti ada staf yang profesional. Ini yang
belum menjadi pemikiran kita,” katanya.
Untuk tahap awal, pengelola UWRF akan mendampingi
penyelenggaraan Malay Writers Festival satu hingga tiga tahun ke depan sebelum
akhirnya berjalan. Sebagai awalan, tahun ini Jambi akan menjadi tempat satelit
perhelatan UWRF pada Oktober mendatang.
Di Kantor BPK Wilayah V, Kota Jambi, Jambi. |
Skala internasional
Janet mengatakan, hal penting yang harus dipersiapkan untuk
menggelar Malay Writers Festival adalah bagaimana mempertahankan konsistensi ke
depan.
”Di Ubud, kami meyakinkan kepada seluruh pemangku
kepentingan bahwa UWRF bertujuan untuk memperkenalkan Ubud ke dunia. Demikian
pula Jambi bisa dikenalkan ke dunia lewat festival ini,” ujarnya.
Untuk memastikan festival bisa berjalan secara berkelanjutan
setiap tahun, manajemen UWRF dikelola profesional dengan 20 tenaga staf yang
dibantu para sukarelawan. UWRF juga menggalang dana dari para sponsor serta
menjalin mitra dengan pengusaha perhotelan serta penginapan di sekitar Ubud.
”UWRF bisa konsisten berjalan karena ekosistem dan
komunitasnya ada. Jadi, sesulit apa pun situasi, seperti saat Pandemi Covid-19
kemarin, kami tetap menggelar festival semampunya. Kami tetap kayuh saja
meskipun pelan. Konsistensi dan komunitas harus kuat,” ungkapnya.
Jumardi Putra dari Seloko Institute mengatakan, Jambi
relatif punya pengalaman terkait karya-karya sastra. Pada tahun 2013, misalnya,
pernah digelar konferensi internasional studi Jambi yang melibatkan 40 penulis
dari dalam dan luar negeri.
Tahun depan, Malay Writers Festival akan digelar di KCBN
Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Ini akan menjadi pengingat sekaligus
penguat bagaimana kawasan tersebut dahulu kala pernah menginspirasi dunia
dengan pusat pendidikan Buddha-nya.
Kawasan Percandian Muarajambi |
KCBN Muarajambi merupakan pusat pendidikan spiritual Buddha terbesar di Asia Tenggara yang berkembang sekitar abad ke-7 hingga akhir abad ke-12. Temuan di kawasan ini terus berkembang. Sampai sekarang, total ada 115 situs cagar budaya yang ditemukan di tempat ini.
Nama Situs Muarajambi sebenarnya telah muncul dalam catatan
purbakala Belanda pada tahun 1937 setelah Schnitger melakukan penggalian di
kawasan ini. Setelah itu, baru pada tahun 1978 hingga 1980 dilakukan pemugaran
di sekitar Candi Gumpung dengan pembebasan lahan seluas 5 hektar.
Sekarang total lahan di KCBN Muarajambi yang telah
dibebaskan mencapai 130 hektar. Ke depan, bangunan-bangunan candi yang tanahnya
sudah dibebaskan akan ditata.
*Tulisan oleh Aloysius Budi Kurniawan. Sumber tulisan: https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/03/17/jambi-siapkan-malay-writers-festival?utm_source=kompasid&utm_medium=whatsapp_shared&utm_content=sosmed&utm_campaign=sharinglink
0 Komentar