|
Gegara Jokowi datang, Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun, Kabupaten Bungo, ramai diberitakan. Selain itu, meski secara fisik saya tidak berada di Muara Bungo, di grup WhatsApp sanak-saudara sekampung maupun paguyuban Masyarakat Bungo di Kota Jambi, kabar seputar kunjungan kerja Jokowi selama di Bungo baik dalam wujud foto maupun video begitu riuh rendah, sedari tibanya sang kepala negara di Bandara Muara Bungo, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, sehari lepas (3/4/24).
Ditemani Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono dan Menteri
Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berserta rombongan, Presiden Jokowi langsung mengunjungi sekaligus menyerahkan
bantuan di Pasar Rakyat Kota Bangko, Merangin, dan kompleks pergudangan Bulog di
Kabupaten Merangin. Selanjutnya, Presiden mengunjungi Pasar dan RSUD Sultan Taha
Saifuddin di Bumi Serentak Galah
Serengkuh Dayung, Kabupaten Tebo. Kunjungan Presiden dari Muaro Bungo ke
kedua Kabupaten tersebut menggunakan helikopter Super Puma TNI AU. Usai dari situ,
sore harinya Presiden kembali lagi ke Muaro Bungo dan menginap di hotel Merlin
Garde Inn.
Di Kota Muaro Bungo, Presiden Jokowi sempat
ngabuburit
sambil berburu takjil di Taman Semagor, sebuah kawasan ramai warga yang
berjualan di sore hari, lebih-lebih saat Ramadan. Saya sendiri waktu kecil dulu
juga kerap singgah di kawasan itu untuk sekadar minum es tebu dan menyantap bakso
dan kue tradisional lainnya. Begitu juga saat pawai pembangunan dimana kawasan
Semagor selalu dipenuhi warga.
Jokowi meninjau dan menyerahkan bantuan pangan ke warga penerima manfaat di Bungo. Foto: Rusman/Biro Pers Presiden. |
Sontak, kehadiran Jokowi di Semagor dikerumuni
warga. Bukan tanpa alasan, sosok Jokowi yang selama ini hanya mereka
lihat di tivi-tivi, kini justru bisa melihat dari jarak terdekat dan bahkan berswafoto
bersama kepala negara. Jelas itu sebuah kegembiraan bagi warga Muara Bungo yang
mungkin tidak pernah berpikir sejauh itu.
Kehadiran Jokowi di Muara Bungo jelas
kesempatan bagi Gubernur Provinsi Jambi, Al haris, maupun pemerintah Kabupaten
Bungo untuk menunjukkan capaian kinerja sekaligus berharap mendapatkan bantuan
dana segar dari pusat. Sulit menyangkal bahwa struktur APBD Provinsi Jambi sejauh
ini masih didominasi oleh dana transfer pemerintah pusat. Tak syak, galibnya kunjungan
kerja seorang kepala negara, kedatangan Jokowi ke Muaro Bungo kali ini juga dipersiapkan
secara matang, salah satunya yakni menata para pedagang di Pasar Atas Muara
Bungo untuk masuk ke dalam Gedung Pasar Tradisional Modern Bungo, yang bakal
dikunjungi Jokowi untuk menyerahkan bantuan modal kerja kepada pedagang.
Mafhum, selama kunjungan kerja di Muara Bungo, tidak boleh ada satu pun yang mengganggu atau mengancam keamanan seorang
Presiden, sesuai standard protokoler yang mesti dijaga oleh Gubernur Jambi
maupun Bupati Bungo dengan melibatkan ribuan personil gabungan TNI/Polri maupun
unsur Forkopimda lainnya. Sejurus hal itu, menjadi rahasia umum pula, bila kota
Bungo jelang dan saat kedatangan Jokowi tampak bersih dan indah, itu jelas sebuah
usaha tampil maksimal di hadapan Presiden. Bagaimana hari-hari ke depan setelahnya?
Mari semua warga pelototi bersama.
Kabarnya Presiden Jokowi berjanji akan
membantu melengkapi fasilitas dan sarana prasarana kesehatan untuk RSUD Hanafie
yang sempat ia kunjungi saat di Muara Bungo. Publik tunggu saja di sisa
kepemimpinan Presiden Jokowi hingga Oktober mendatang, selain tentu saja pihak
RSUD Hanafie bersama Pemerintah Kabupaten Bungo harus pro aktif agar janji itu
benar-benar terealisasi. RSUD Hanafie mesti didukung fasilitas
dan sarana prasarana kesehatan yang memadai, karena ia menjadi rumah sakit
rujukan bagi masyarakat tetangga seperti Kabupaten Merangin, Tebo dan Dharmasraya.
Sebelum ke RSUD Hanafie, Presiden Jokowi bersama Bupati Bungo Mashuri lebih dahulu mengunjungi Gudang Bulog Bungo untuk memastikan stok beras menjelang perayaan Idul Fitri 1445 H sekaligus menyerahkan bantuan pangan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) pada 4 April 2024.
Presiden ke Muarobungo 7 Mei 1984 |
Sebenarnya, Jambi tidak asing bagi seorang Jokowi. Selama hampir 10 tahun menjadi Presiden, ia sudah pernah berkunjung ke Jambi sebelum ini. Bahkan, jauh sebelum menjadi Presiden ia pernah mendaki Gunung Kerinci bersama sejawatnya di Mapala UGM pada Februari 1983 silam. Walakin, kunjungan Jokowi kali ini ke Muara Bungo merupakan yang pertama kali, jauh setelah Presiden Soeharto pada 31 Juli 1976, tepatnya saat meresmikan jalan Sawahtambang di Pulau Punjung, Muara Bungo, yang merupakan bagian dari jalan raya Trans Sumatera. Berselang delapan tahun setelahnya, tepatnya Senin, 7 Mei 1984, Presiden Soeharto mengunjungi Jambi lagi dalam rangka peresmian proyek peningkatan ruas Jalan Lintas Sumatera antara Muara Bungo-Lubuk Linggau sepanjang 284 kilometer dan antara Jambi-Muara Bungo sepanjang 151,4 kilometer.
Di luar gegap gempita menyambut
kedatangan Presiden Jokowi, sejatinya publik Bungo tidak boleh lupa permasalahan ekstrem
Bungo saat ini salah satunya yaitu rusaknya ekosistem sungai Batang Bungo.
Mereka yang hari-hari melewati jembatan Batang Bungo dipastikan melihat betapa keruhnya
air Batang Bungo. Hal itu, salah satunya, akibat masifnya aktivitas Penambangan
Emas Tanpa Izin (PETI) ilegal di hulu Sungai Batang Bungo yang berada di dekat
Dusun Sei Telang, Kecamatan Batin III Ulu, Kabupaten Bungo. Aktivitas itu kini merebak
ke pelbagai lokasi di wilayah Kabupaten Bungo. Sungai yang jernih itu kini sebatas
romantika belaka. Anomali itu kini seolah makin sulit diurai seiring belum
berhasilnya Pemerintah Kabupaten Bungo dan Pemerintah Provinsi Jambi Jambi beserta
aparat penengak hukum membebaskan Bungo dari PETI.
Bagi masyarakat, air Batang Bungo adalah
sumber kehidupan. Dulunya bersih kini justru kuning dan kotor. Itu kenapa warga
tidak bisa lagi memanfaatkan air dan mencari rejeki di Batang Bungo. Apatah lagi,
Aktivitas PETI menggunakan merkuri kimia berbahaya dan membuangnya ke Batang
Bungo.
Situasi ini jelas problem yang berdampak jangka panjang bagi keberlangsungan hidup warga di Kabupaten Bungo. Problem ini tidak bisa diselesaikan sendirian, melainkan harus bersama-sama dengan melibatkan pelbagai aktor dan sektor. Maka, pemerintah Kabupaten Bungo dan Kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Jambi sekaligus kabupaten tetangga Provinsi Jambi serta kehadiran pemerintah pusat memerlukan peta jalan untuk menuntaskan problem tersebut secara komprehensif.
*Jambi, 4 April 2024.
0 Komentar