Sisi Lain Pilgub Jambi 2024: Meneroka Visi-Misi Manontong Hutanamora Pakpahan

 

Spanduk Visi-Misi Manontong Hutamora Pakpahan

Oleh: Jumardi Putra*

Pemilihan Gubernur Jambi sudah berakhir, tapi sosok Manontong Hutanamora Pakpahan tetap menyisakan pertanyaan bagi saya. Sekalipun hanya dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi yang dinyatakan sah dan resmi oleh KPU mengikuti kontestasi Pilgub Jambi 2024 yaitu Romi-Sudirman dan AL Haris-Sani, nyatanya sosok satu ini juga mengklaim sebagai calon Gubernur Jambi tanpa diusung dan didukung satu pun partai politik. Setidaknya, spanduk dirinya sebagai Calon Gubernur Jambi masih terpasang di pertigaan simpang pembangunan kota Jambi, melewati masa tenang dan bahkan sampai tulisan ini saya buat.

Saya tidak punya data tentang sosok Manontong Hutanamora Pakpahan bergelar sarjana insinyur itu, bahkan di linimaya juga tak kutemukan identitasnya, apalagi sepak terjangnya, walakin setiap berangkat maupun pulang kerja saya melihat fotonya di spanduk yang ditumbuhi ilalang di bawahnya sembari memegang buku disertai sebutir visi dan tigi misi untuk Jambi 2024-2029. Saya bisa pastikan warga Kota Jambi dari arah Simpang Rimbo ke Tugu Juang juga melihat spanduk berukuran cukup besar tersebut. Desain balihonya biasa saja, tapi saya tergelitik usai mencermati visinya karena berbeda dibanding paslon Cagub-Cawagub Jambi 2024. Bahkan, boleh dikata melampaui rumusan yang selama ini familiar saya ketahui ketika telah menjadi dokumen RPJMD. Aroma satirenya begitu kentara, kalau bukan menyimpan kadar "cemoohan" kelas wahid atas praktik demokrasi prosedural di negeri ini. Kok bisa?

Visi Manontong Hutanamora Pakpahan berbunyi, “Pilihlah yang Mudah bagimu Dalam Hidup Ini, dan Usahakan Jangan Menyusahkan Orang Lain”. Sungguh menyejukkan bagi hati yang sedang terombang-ambing oleh kefanaan hidup ini. Rangkaian kalimatnya lebih menyerupai pesan dari seorang motivator, kalau bukan psikolog, ketimbang menunjukkan rencana kerja-kerja besar sang calon kepala daerah bila kelak terpilih. Dalam sudut pandang realisme-magis, visinya berlaku sebagai sebuah kritik implisit atas praktik demokrasi prosedural tuna-substansi di republik ini. Visinya seolah menyegarkan ingatan publik agar jangan mudah terpengaruh oleh rayuan perubahan yang diwartakan para Calon Gubernur Jambi, yang itu sengaja dibuat agar terlihat berbeda dari visi calon kepala daerah yang sudah-sudah.   

Begitu juga tiga misinya yaitu membangun masyarakat Jambi yang religius dan toleran untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata serta mengembangkan sarana prasarana pendidikan. Skala tiga misinya boleh dikata tepat mengenai jantung permasahalan akut di Provinsi Jambi, meski pelbagai masalah sektor lain juga abai ia singgung. Nun, sebagaimana visi Pakpahan yang tergolong ora umum, untuk menyebut tidak biasa, tiga butir misinya boleh dibilang tidak muluk-muluk atau sangat tahu diri sehingga jauh dari kesan jumawa ingin menuntaskan semua perkara dalam satu periode kepemerintahan yang singkat sekaligus kompleks, seperti banyak kampanye politik calon kepala daerah di tanah air, dimana para kontestan pasangan cagub-cawagub berbusa-busa menggelorakan visi-misi dan program prioritas nan bombastis seraya menyerukan kalimat penuh sihir "Hanya satu kata, Perubahan!". Jambi pernah punya visi Jambi EMAS, JAMBI TUNTAS dan JAMBI MANTAP kini, untuk menyebut contoh betapa Pilkada Jambi dalam penyusunan visinya dibuat sebegitu luar biasa, tidak terkecuali dalam urusan gagah-gagahan akronim.  

Berbilang Pilkada dan bahkan Pilpres di republik ini sejak reformasi hingga sekarang. Visi-misi yang disampaikan calon kepala daerah nyatanya kerapkali berbeda jauh saat roda pemerintahan telah berjalan. Saya teringat kata Jhon Kotter dari Harvard Business School, "Change is something easy to talk about, but hard to work on". Kapan perubahan itu mewujud? Andaipun perubahan itu mewujud, didukung propagada kekuasaan melalui media massa secara masif, begitu juga kehadiran influencer berbayar, ia tak ubahnya berhenti sebagai sebuah sensasi, untuk menyebut sekadar menyentuh kulit luar saja ketimbang perubahan fundamental yang hakiki.

Pemenuhan infrastruktur pelayanan publik, korupsi, kemiskinan, pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan terjangkau, penegakan hukum dan masih banyak problem mendasar lainnya masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak daerah di tanah air. Tak ayal, lambat laun janji perubahan yang digelorakan pudar seiring program dan kegiatan serba seremonial dalam tahun berjalan selama periode pemerintahan aktif sebuah kekuasaan dengan menghabiskan tidak sedikit anggaran yang bersumber dari APBD maupun APBN. Nah, susah cakap.

Saya tertarik menelisik lebih jauh sosok Manontong Hutanamora Pakpahan, tapi sayang saya tidak memiliki cukup data dan informasi, kecuali sebiji spanduk dirinya di pertigaan Simpang Pembangunan kota Jambi. Selain kehadirannya terbilang unik dalam masa Pilkada Jambi 2024, juga sudut pandangnya tentang Jambi melalui visi-misinya yang sangat tahu diri alias realistis, meski juga problematis. Dalam tafsir bebas saya, kehadirannya bisa jadi bentuk lain dari upaya menertawakan pesta demokrasi yang sarat janji-janji perubahan, tapi nol besar dalam realisasi, untuk menyebut gagal mendekatkankan jarak antara yang semestinya dengan kenyataan praksis untuk pembangunan Provinsi Jambi yang lebih baik. Bukan begitu?

 

*Kota Jambi, 23 Desember 2024.


*Berikut tulisan-tulisan saya lainnya:

1) Pilkada Jambi dan Nyanyian Sunyi Sepanjang Oktober

2) Darurat Demokrasi: Memaknai Persinggungan Cendekiawan dan Politik

3) Quo Vadis APBD Jambi 2019-2024?

4) Ketindihan Teknokratis: Problem Akut Perencanaan Pembangunan

5) Pilgub Jambi 2024 dan Peta Jalan Pemajuan Kebudayaan

6) Prabowo, Sang Bibliofil

7) Potret Buram Daya Saing Daerah Jambi

8) Anomali Pembangunan Provinsi Jambi 2023

9) Beban Belanja Infrastruktur Jambi MANTAP 2024

10) Di Balik Gaduh Mendahului Perubahan APBD Jambi 2023

11) Medan Terjal Tahun Berjalan APBD Jambi 2023

12) Menyoal Proyeksi APBD Jambi 2024

13) Gonjang Ganjing Defisit APBD Jambi 2023

14Dua Tahun Jambi Mantap Al Haris-Sani, Sebuah Timbangan

15) Setahun Jambi Mantap Al Haris-Sani: Sebuah Timbangan

16) Artidjo Alkostar: Penegak Keadilan

17) Surat Terbuka untuk Wo Haris, Gubernur Terpilih Jambi

18) Surat Terbuka untuk Wakil Gubernur Jambi

19) Pandemi Covid-19 di Jambi, Surat Terbuka untuk Gubernur Jambi

20) Polemik Angkutan Batu Bara di Jambi dan Hal-hal Yang Tidak Selesai

21) Batu Bara Sebagai Persoalan Kebudayaan, Sebuah Autokritik

0 Komentar