![]() |
Pelantikan kepala daerah serentak di Istana Kepresidenan RI |
Bukan berarti negara memfasilitasi kebahagian Anda, keluarga dan kroni semata, tetapi negara mendelegasikan wewenangnya melalui Anda dengan berbagai fasilitas dan wewenang untuk mengangkat harkat martabat rakyat yang Anda pimpin.
Bapak/Ibu Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota se Provinsi Jambi yang terhormat.
Kamis, 20 Februari 2025, di
layar kaca tivi, saya menyaksikan Anda semua resmi dilantik oleh Presiden Prabowo
Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pilkada sudah selesai, faktanya
andalah pemenangnya, entah dengan cara baik atau tidak, itu soal lain. Walakin tetap
penting menjadi renungan kita bersama ke depan, terutama di tengah penyelenggaraan
demokrasi yang masih sebatas teknikal-prosedural (tuna-substansi).
Keberhasilan Bapak/Ibu sampai
pada tahap ini jelas merupakan suatu prestise
dalam hidup Anda dan juga bagi keluarga beserta sanak-saudara. Begitu juga buat
tim sukses Anda yang berjibaku ikut mengantarkan Anda sampai di titik sekarang sehingga
menjadi orang nomor satu di daerah masing-masing, entah apapun motif di balik dukungan
mereka kepada Anda. Faktanya, “No Free Lunch”.
Tersebab kepala daerah merupakan
jabatan publik, maka sudah barang tentu kelak rakyat se Provinsi Jambi akan
mengenang sosok Anda jika benar-benar berhasil memperbaiki taraf hidup orang
banyak, mengangkat harkat dan martabat rakyat miskin dengan tangan dan
kebijakan Anda selama menjabat. Infrastruktur pelayanan publik, pendidikan dan kesehatan,
birokrasi yang melayani, untuk menyebut contoh dari pelbagai kebutuhan mendasar,
sesuai dengan urusan dan kewenangan pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, masih
menjadi problem utama di daerah-daerah di seantero Provinsi Jambi saat ini.
Sebaliknya, Anda juga bakal dikenang
sepanjang masa oleh rakyat di daerah tempat Anda memimpin, bilamana selama menjabat
Anda gagal mempersembahkan sesuatu yang dapat merubah dan menolong hidup rakyat
banyak, melakukan hal yang menyakiti warga masyarakat, tidak berdiri di tengah-tengah
masyarakat sebagai pemimpin bijak, lebih banyak mengutamakan kepentingan
keluarga dan kroninya, mengangkat dan menempatkan pejabat tidak sesuai
kompetensi, memberhentikan pejabat karena tidak suka atau karena tidak
sekelompok dan atau tidak mendukung Anda pada saat Pilkada. Memang itu semua terdengar
seperti lagu lama yang diputar berulang-berulang, tetapi realitasnya akan terus
bergerak beriringan dengan waktu, dan semua akan Anda rasakan ketika tidak lagi
menjabat.
Bapak/Ibu Gubernur/Wakil Gubernur,
Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil WaliKota yang terhormat,
Saya menyaksikan senyum Anda
sepanjang proses pelantikan, mulai dari Kawasan Monas sampai saat Anda dilantik
dan bahkan hingga berjabat tangan secara langsung dengan Presiden, Wakil
Presiden dan seluruh Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Presiden. Begitu juga saya melihat rona
kebahagian yang terpancar dari raut wajah orang-orang terdekat Anda seperti istri,
anak-anak dan bahkan sanak-saudara. Bahkan, Anda sendiri melalui media sosial juga
mengunggah momen bersejarah tersebut sehingga dapat disaksikan rakyat Anda
melalui gawainya masing-masing maupun dari layar kaca tivi di rumah atau tempat
kerja.
Saat yang sama, nun jauh di sana-di pelosok-pelosok dusun-sebagian besar
rakyat Anda tetap harus bekerja sebagaimana galibnya, karena mereka menyadari hidup
tidak bisa sepenuhnya bergantung pada seorang kepala daerah. Mereka sadar, Pilkada
sejauh ini masih merupakan ajang suksesi kepemimpinan belaka dari satu periode pemerintahan
kepada orde berikutnya. Masih banyak pekerjaan rumah yang belum sepenuhnya
berhasil dituntaskan oleh seorang kepala daerah bersama kabinet kerjanya ketika menjabat. Tentu saja
setiap daerah memiliki tipologi, karakter dan beban masalah yang tidak sama sekaligus prioritas
penyelesaiannya juga memerlukan cara dan pola yang tidak tunggal. Semua itu tentu termaktub di dalam RPJMD serta dokumen perencanaan pembangunan daerah terkait lainnya serta keselarasannya dengan program pembangunan nasional.
Kepala Daerah se Provinsi Jambi
Melalui Pilkada negara mendelegasikan urusannya kepada Anda yang terpilih dan dilantik untuk mengurusi seluruh rakyat di daerah Anda, bukan hanya mengurusi mereka yang memilih dan mendukung Anda, apalagi hanya keluarga dan kroni Anda. Warga masyarakat membutuhkan kepemimpinan yang memiliki integritas, berani, inovatif, proaktif, wisdom dan berpihak pada kepentingan rakyat secara menyeluruh.
Kepemimpinan demikian itu
meniscayakan seorang pemimpin yang dari ucapan dan tindakannya bisa
menggerakkan seluruh komponen masyarakat di daerahnya masing-masing untuk
bersama-sama mewujudkan pembangunan yang adil dan sejahtera yaitu salah satunya
dengan cara memastikan orientasi belanja pemerintah daerah maupun sokongan sumber
keuangan sah lainnya, untuk menjawab permasalahan mendasar masyarakat. Dengan
kata lain, Anda tidak hanya bekerja menjalankan tugas dan fungsi secara
politik-administratif-rutinitas belaka, melainkan juga menginspirasi seraya
mendorong keterlibatan berbagai pihak, termasuk elemen masyarakat sipil, dunia
usaha, perguruan tinggi, dan pelbagai stakeholder
lainnya dalam proses percepatan pembangunan daerah mulai dari perencanaan
hingga pelaksanaan pembangunan.
Imam Ghazali yang berjuluk
“Hujjatul Islâm” (Sang Hujah atau Pembela Islam) dalam bukunya berjudul al-Tibru al-Masbuk fi Nashihat al-Muluk (Emas yang Didesain untuk Nasihat bagi Para Penguasa),
mengatakan di dalam Islam menjadi pemimpin itu sungguh mulia dan mendapat
ganjaran pahala besar dari Allah SWT. Tidak heran bila pemimpin didukung
anggaran, seperangkat peraturan perundang-undangan, dan bahkan lembaga beserta
sumber daya manusia yang menopangnya. Namun, ulama yang juga berjuluk “Mujaddid
Al-Qarn Al-Khâmis” (Pembaharu Abad ke-Lima) itu mengingatkan bahwa menjadi
pemimpin yang tidak menjalankan secara benar atas tugas yang diamanahkan
kepadanya adalah juga dosa besar. Bukan sesuatu hal yang mudah bukan? Tetapi
faktanya, banyak orang di negeri ini berlomba-lomba menjadi calon kepala
daerah.
Konstitusi di republik ini mengamanatkan
kepada Anda melalui saluran politik menjadi kepala daerah bukan berarti negara
memfasilitasi kebahagian Anda, keluarga dan kroni semata, tetapi negara
mendelegasikan wewenangnya melalui Anda dengan berbagai fasilitas dan wewenang
untuk mengangkat harkat martabat rakyat yang anda pimpin. Hidup sejahtera, aman dan
bahagia bersama.
Selamat bekerja Bapak/Ibu Gubernur/Wakil
Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/Wakil WaliKota se Provinsi Jambi.
Semoga rahmat Allah SWT senantiasa membersamai langkah kalian semua dalam
mengemban tugas yang sungguh tidak mudah.
*Kota Jambi, 21 Februari
2025.
*Berikut tulisan-tulisan saya lainnya:
1) Asta Cita dan Beban Berat APBD Jambi 2025
2) Darurat Demokrasi: Memaknai Persinggungan Cendekiawan dan Politik
3) Quo Vadis APBD Jambi 2019-2024?
4) Ketindihan Teknokratis: Problem Akut Perencanaan Pembangunan
5) Pilgub Jambi 2024 dan Peta Jalan Pemajuan Kebudayaan
7) Potret Buram Daya Saing Daerah Jambi
8) Anomali Pembangunan Provinsi Jambi 2023
9) Beban Belanja Infrastruktur Jambi MANTAP 2024
10) Di Balik Gaduh Mendahului Perubahan APBD Jambi 2023
11) Medan Terjal Tahun Berjalan APBD Jambi 2023
12) Menyoal Proyeksi APBD Jambi 2024
13) Gonjang Ganjing Defisit APBD Jambi 2023
14) Dua Tahun Jambi Mantap Al Haris-Sani, Sebuah Timbangan
15) Setahun Jambi Mantap Al Haris-Sani: Sebuah Timbangan
16) Artidjo Alkostar: Penegak Keadilan
17) Surat Terbuka untuk Wo Haris, Gubernur Terpilih Jambi
18) Surat Terbuka untuk Wakil Gubernur Jambi
19) Surat Terbuka Untuk Anggota DPR RI Dapil Jambi
20) Pandemi Covid-19 di Jambi, Surat Terbuka untuk Gubernur Jambi
21) Polemik Angkutan Batu Bara di Jambi dan Hal-hal Yang Tidak Selesai
22) Batu Bara Sebagai Persoalan Kebudayaan, Sebuah Autokritik
23) Nada Sumbang di Balik Pembangunan Puteri Pinang Masak Park
0 Komentar